Jumat, 06 Oktober 2017

Matematika, Susah atau Gampang?

Banyak banget yang bilang bahwa matematika itu sangat rumit, bahkan menjadi pelajaran yang dibenci oleh banyak pelajar. Namun aku tidak seperti itu, ketika semua berawal dari aljabar. Beberapa orang yang membenci matematika dimulai dari materi aljabar tersebut. Aku juga gak tau kenapa, tapi aku mengalami hal sebaliknya. Umumnya matematika menjadi tolak ukur kepintaran, biasanya orang yang pintar adalah orang yang nilai matematikanya tinggi. Aku ‘sedikit’ setuju dengan hal itu. Matematika menjadi dasar dari semua pelajaran, jika tidak ada matematika, akan susah untuk mengerjakan soal dari pelajaran yang lain. Bagian yang aku tidak setuju adalah ‘nilai’ matematika tidak menjadi tolak ukur kepintaran, karena bisa saja nilai itu berasal dari contekan.
            Jadi, ceritanya, pada saat aku masih duduk di bangku 2 SMP. Kita ada ulangan matematika dengan materi aljabar, tapi pada saat itu guruku lagi marah. Jadi ulangan kita dibuat 5 soal essay, dan kalian tau? Semua soal itu beranak dan total semuanya adalah 16 soal. Aku juga agak kaget. Pada saat SMP aku gak pernah mendapat peringkat satu, jadi selalu memutar di peringkat 2 dan 3 sampai pernah ke peringkat 5.
Kembali pada topik ulangan, aku pada saat itu berpikir bahwa temanku yang peringkat satu itu bisa mengerjakan soal nya dalam waktu 1 jam. Sampai-sampai aku selalu berpikir sambil mengerjakan ulangan “aduh, pasti dia bisa mengerjakan ini selesai semua, aku gak mau remidi”. Begitu kataku dalam hati sambil mengerjakan dengan cepat.
Ternyata eh ternyata, dengan aku yang berpikiran seperti itu, hanya aku yang selesai mengerjakan semuanya. Bahkan masih ada sisa waktu 20 menit. Mungkin pembaca melihat aku terlalu sombong. (mohon dimaafkan). Dan hanya aku yang tidak remidi. Tapi dunia tak berpihak kepadaku, tetap aja sekelasan kena (remidi), dan aku ikut kerjakan soal nya lagi. Dan tau apa yang membuat aku bisa tidak remidi seperti itu dan bisa mengerjakan soal dengan cepat? Karena mengajar seseorang, bahkan aku mengulang mengajarkan ke beberapa orang dengan nomor yang sama, sampai dari yang lupa cara, jadi hapal di luar kepala.
Mengajar sebenarnya susah, apalagi mereka yang susah mengerti. Tapi kalian sendiri juga mendapat manfaatnya. Sejak saat itu, aku jadi suka matematika, mengajarkan orang lain, membagi ilmu. Kadang sampai kesal sendiri karena yang diajarin kurang mengerti, tapi tetap harus sabar. Aku sempat berpikir untuk menjadi guru matematika. Dilema mulai muncul. Pelajaran matematika tidak semudah yang kubayangkan tetapi juga tidak sesulit yang kubayangkan. Seakan aku ingin menyerah, disisi lain, orang tuaku tidak mengizinkan menjadi guru matematika dan menyuruh untuk masuk ke dunia perkantoran.
Aku tidak terlalu keberatan dengan hal itu, tapi bagaimana pandangan teman terhadap aku yang selama ini dikenal jagoan matematika dan notabene-nya murid jurusan IPA. Kerja di bidang IPS yaitu ekonomi. Ya sudah itu terserah mereka, aku gak akan tau masa depan apa pandangan mereka nanti.
Kembali ke topik, menurutku matematika itu tidak sulit tapi juga tidak mudah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, dan tergantung bagaimana guru yang mengajarnya. Ada tips dari aku yang mungkin bermanfaat agar dapat menganggap matematika itu mudah atau bisa dibilang sedikit lebih mudah.
Tips nya adalah bertanya dengan teman atau guru, banyak mengerjakan latihan soal, pelajari rumus rumus, mengajar teman yang kurang mengerti (jika kalian sudah memiliki dasar materi yang dipelajari) dan menghapal tabel perkalian 1-10 (sebagai dasar matematika).
Ada juga nih satu hal yang membuat aku jadi senang mempelajari matematika, yaitu dengan mengetahui pasangan angka yang jika dijumlahkan hasilnya 10. Ini sangat membantu dalam pengurangan. Misalnya seperti ini :
1 + 9 = 10
1 adalah pasangan 9
2 + 8 = 10
2 adalah pasangan 8
3 + 7 = 10
3 adalah pasangan 7
4 + 6 = 10
4 adalah pasangan 6
5 + 5 = 10
5 adalah pasangan 5

            Itu adalah tips kecil dari aku, jadi kalian tak usah berpikir panjang untuk mengurangkan angka, maaf jika ada kata kata yang kurang berkenan. Dan maaf jika terlalu sombong atau semacamnya, selamat belajar. Dan jadilah murid berprestasi. Semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar