Bagi
kita para pelajar, pasti ada rasa kompetitif nya. Entah untuk mendapat nilai
bagus, disenangi guru, ranking juga bagus, dibanggakan oleh orang tua, orang
tua makin sayang atau berbagai alasan lainnya. Tapi kita juga gak bisa lupakan
bahwa di sekolah juga kita memiliki teman, saling berbagi, saling menghormati,
menyayangi.
Kita gak bisa menutup kemungkinan,
kita bisa aja mengkhianati teman, membohongi teman karena ingin nilai bagus,
disayangi guru atau biasa kita sebut jiwa kompetitif, kadang jiwa kompetitif di
nilai sebagai sifat pelit, pembohong, egois. Ya, aku sendiri mengakui hal itu. Aku
memiliki teman yang jiwa pertemanannya lebih besar daripada jiwa kompetitifnya.
Apapun yang dia dapatkan misalkan jawaban atau soal tahun lalu, dia selalu
berbagi.
Jujur dari aku sendiri, jiwa
kompetitif lebih besar daripada jiwa pertemanan. Jika sudah menyangkut nilai,
ulangan, tugas. Tiba-tiba sikap pelit itu datang dengan sendirinya, terlebih
lagi aku pelit ke teman yang selalu berbagi itu. Kadang merasa jahat, kadang
merasa egois. Tapi aku gak mau bohongin diriku. Kalau aku kasih tapi dari hati
memang gak mau, aku gak akan kasih soal tahun lalu atau jawaban yang sudah ku
dapat. Karena dalam pikiranku, buat apa memberi kalau tidak ikhlas.
Di kelas atau mungkin di sekolah
sekarang, notabene ku adalah juara
kelas, jadi jiwa kompetitif yang melebihi jiwa pertemanan itu memungkinkan. Istilahnya
“jika ulangan, tidak ada kata teman”. Semua adalah musuh, semua ingin jadi yang
terbaik, semua ingin menjadi yang terhebat.
Jika ingin bersaing, bersainglah
dengan cara yang sehat, jika memang dari hati nggak ingin berbagi, lebih baik
ikut kata hati. Jika memang di rasa temanmu itu punya jasa yang lebih ke kamu,
lebih baik kamu membalasnya. Membalas kebaikan teman bukan hanya A dibalas A,
tapi kita juga bisa membalasnya dengan cara lain. Entah menolong saat
kesusahan, materi dia, mengajarkan pelajaran yang belum dimengerti di luar jam
ulangan.
Kesel kalau nilai teman lebih tinggi
itu wajar, tapi kita jangan artikan itu sebagai saingan, tapi sebagai motivasi.
Kalau dia bisa, kenapa aku enggak. Atau kalian berpikir setiap orang memiliki
bakat masing-masing. Yap, semua orang memilikinya, hanya saja bakat itu tidak
di uji dalam bentuk ulangan.
Jadi jika memang kalian termasuk
team jiwa kompetitif, jalankan jiwa kompetitif kalian dengan baik. Jangan mengorbankan
pertemanan hanya untuk nilai. Bagi kalian yang termasuk team jiwa pertemanan,
jalankan dengan baik juga, kalau kalian baik terhadap teman kalian, orang itu
akan membalasnya juga, entah sekarang atau nanti, dengan balasan yang melimpah
dari apa yang pernah kalian lakukan atau berikan ke orang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar